Puisi Ramadhan Pertama
Ada sekuntum hariDimana wanginya
mengharumi bumi sepanjang waktuKarena saat itulah
kemahamurahan sang Khaliq berlimpahMenyatu pada segala
inti hidup
inti hidupAdalah RamadhanIa bertelaga beningAirnya mutiara
maghfirohGericiknya dzikir
dan tadarrusTepianya doa lemah
lembut, lirih dan berpasrah hatiSiapa tak ingin
jadi ikannya?Mari berenang
dengan kesunyian nafsuAgar setiap sirip
kita tak patah sia-siaIa rahasiaTak sekedar lapar
dahagaTapi sesungguhnya
itulah hakekat cintaDan salah satu cara
bertegur sapa dengan AllohKarena dengan lapar
dan hausKita bisa lebih
menyadari bahwa kita tak berpunyaBisa lebih memahamiBahwa kita tak
lebih dari sebutir debuDi antara
kemahaluasan-NyaIa sepantasnya
dirindukanKarena ia lebihDi cakrawala
bertebar pengampunan, rakhmatDan segala kebaikanJuga nuzulul qur’an
dan lailatur qodarPuisi Ramadhan KeduaYa Allah Kau
datangkan lagi Ramadhan buatkuKetika aku masih
saja tak mampu mensyukuri RamadhanMU yang laluHari hari Mu masih
saja kulaluiTanpa isiTanpa maknaTanpa syukurBahkan dengan sikap
TakaburKadang kami masih saja lupa bahwa Engkaulah PenentuKadang kami masih
saja merasa kebenaran itu hanya punyakuYang lain bukan
makhlukMU,Yang lain bukan
UmatMUDalam Doaku……Sering kusampaikan
dengan memaksaSeolah akulah yang
lebih tahu,dariMU, Sang MahatahuDoaku bukan harapan
, tapi itu keharusanDan ketika ada satu
yang tak KAU kabulkan
Seolah hilang
seluruh nikmat yang KAU limpahkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar