DUNIA BLOGGER , TUTORIAL COSPLAY DARI KABUPATEN KEBUMEN COSPLAY KAMEN RIDER DAN LAINYA BLOG TENTANG SEMUA GALAUANKU, ADA KOMIK CERITA PENDEK, ART AND ARTISTIK, CERITA KEHIDUPANKU,TUTORIAL,MATERI PEMBELAJARAN KALAU ADA, AAAAAAACHHHH.....

Minggu, 23 Januari 2011

media pembelajaran ( komik sebagai media pembelajaran )


KOMIK SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN 

Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerangkan suatau cerita dalam urutan yang erat,diurutkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca ,apabila kartun sangat bergntung kepada dampak penglihatan tunggal,maka komik terdiri dari berbagai situasi cerita yang bersambung  .perbedaan lain mengatakan bahwa komik sifatnya humor ,sedangkan sambungan paling unik dan berarti dari kartun  pada bidang masalah –masalah politik dan social .beberapa perbedaan ,perwatakan lain dari komik harus dikenal agar kekuatan medium ini bissa dihayati
Komik memusatkan perhatian di sekitar rakyat ,ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya,ceritanya ringan dan menarik perhatian,di lengkapi dengan aksi bahkan lembaran surat kabar dan buku-buku ,komik dibuat lebih bidup,serta di olah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas

1.      Sejarah komik
Untuk pertama kali komik digunakan sebagai peristiwa perang surat kabar antara  WILLIAM RANDOLPH dengan JOSEPH PULITZER pada pertengahan tahun 1890-an .lembaran berwarna dari terbitan “Sunday” terbitan newyork jurnal dan newyork world saling bersaing dalam usaha ,perbesar peredaranya .tujuan utamanya adalah bersifat komersial,yaitu untuk menjual surat kabar serta buku komik
Pada tahun 1905-an komik-komik mejadi lebih praktis dengan bentuk muka yang sama ,kecuali format buku komik .buku-buku komik menjadi terkemuka pada pertengahan tahun 1930-an ,penelitaian dari peredaranya menunjukan bahwa buku-buku komik dibaca dari tingkat menengah dan hamper setengahnya tingkat Sma ,dan dibaca kira-kira 1/3 dari penduduk amerika,antara umur 18-30 tahun, oleh anak-anak siswa SMP dan SMA buku komik hanya dibaca sesekali,penyelidikan ini membuktikan bahwa komik telah memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan para remaja dan orang tua
Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru untuk bereksperimen dengan medium ini dengan maksud pengajaran ,banyak percobaan yang telah banyak dibuata dalam seni bahasa pada tingkat smp dan sma. Suatu analaisis terhadap bahasa komik oleh ‘ Thordhike’ menunjukan ada segi yang menarik ,diketahui bahwa anak yang sering membaca buku komik setiap bulan ,hamper dua kali banyaknya kata-kata yang dibacanya  yang terdapat pada buku-buku komik,banyaknya kata-kata yang dibaca sama dengan  bacaan yang dibacanya setiap tahun terus-menerus,Thordike mengungkapkan bahwa baik jumlah maupun perwatakan dari segi perbendaharaan kata melengkapi secara praktis dalam membaca untuk para pembaca muda.
Buku teknik komik dapat diterapkan oleh setiap lapangan ilmu pengetahuan ,disebabkan karena penampilanya luas ,teknik komik seringkali diterapkan dalam penjelasan yang ungguh-sungguh daripada sebagai media hiburan semata-mata sebagai contoh ,guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik ,tetapi jangan berhenti sampai situ saja ,sekali minat telah dibangkitkan ,cerita gambar harus dilengkapi oleh materi bacaan ,film,gambara dan juga foto,model percobaan serta berbagai kegiatan kreatif.
Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah  k emampuanya dalam menciptakan minat siswa ,penggunaan komik dalam media pengajaran sebaiknya dipandu dengan metode mengajara sehingga komik akan menjadi alat pengajarna yang efektif
Kita semua sekiranya bisa membimbing  selera anak-anak terutama minat baca mereka ,komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk ,melalu bimbingan dari guru ,komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca ,guru harus membantu para siswa ,menemukan komik yang baik dan mengasyikan juga mengajara mereka untuk memilih buku komik,sehingga kita yakin dapat menerima bacaan komik bagi anak-anak  kita,sesuai dengan taraf berfikirnya di pihak lain guru harus menolong mereka menuju cakrawala yang lebih luas akan minat dan apresiasinya.
Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikutidan diingat. Dewasa ini komik telah berfungsi sebagai media hiburan yang dapat disejajarkan dengan berbagai jenis hiburan lainnya seperti film, TV, dan bioskop. Komik adalah juga media komunikasi visual dan lebih daripada sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Seperti diketahui, gaya belajar terdiri atas gaya visual, gaya auditori, dan gaya keptik. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang lebih mengandalkan indera visual untuk menyerap informasi. Mahasiswa desain komunikasi visual diduga cenderung memiliki gaya belajar visual. Kecenderungan ini terbentuk karena dalam kesehariannya mahasiswa yang bersangkutan lebih berinteraksi dengan objek visual.
Komik sebagai media berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pebelajar (mahasiswa) dan sumber belajar (dalam hal ini komik pembelajaran). Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Pesan pembelajaran yang baik memenuhi beberapa syarat. Pertama, pesan pembelajaran harus meningkatkan motivasi pebelajar. Pemilihan isi dan gaya penyampaian pesan mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pebelajar. Kedua, isi dan gaya penyampaian pesan juga harus merangsang pebelajar memproses apa yang dipelajari serta memberikan rangsangan belajar baru. Ketiga, pesan pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pebelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pebelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.





PENUTUP
Dari  uraian materi bab II dapat disimpulkan bahwa komik merupakan bentuk kartun diamana perwatakan sama membentuk suatu urutan cerita dalam gambar-gambar yang berhubungan erat dirancang untuk menghibur para pembacanya ,walaupun komik telah mencapai popularitas secara luas trutama sebagai medium hiburan ,beberapa materi terutama dalam penggolongannya ini memiliki nilai edukatif yang tidakdiragukan, pemakaianya yang luas dengan ilustrasi berwarna,alur cerita yang ringkas dengan perwatakan orangnya yang realities menarik semua siswa dari berbagai tingkat usia ,buku-buku konik dapat dipergunakan efektif oleh guru –guru dalam usaha membangkitkan minat,mengembangkan perbendaharaan kata-kata dan ketrampilan membaca,serta untuk memperdalam minat baca

DAFTAR PUSTAKA
 Sudjana,nana .2009.Dasar-dasar proses belajar mengajar,Bandung,Sinar baru Algesindo hal 66-69
Sudjana,nanaAhmad rivai,2009 .Media pengajaran .Bandung,Sinar baru Algesindo  


Jumat, 21 Januari 2011

 
Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.

Budaya batik

Pahlawan wanita R.A. Kartini dan suaminya memakai rok batik. Batik motif parang yang dipakai Kartini adalah pola untuk para bangsawan
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik Cirebon bermotif mahluk laut
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton jawa.

Corak batik

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.